Secara tidak sadar, selama ini kita sering kali menyiksa diri dengan makan seenaknya. Sesuai dengan ungkapan sebagian oirang yang mengatakan 'Hidup untuk dinikmati! Untuk apa menyiksa diri dengan tidak boleh memakan makanan yang enak-enak.' Tentu saja ungkapan itu tidak salah. Ungkapan yang benar adalah menikmati hidup yang hanya sekali ini, tanpa gangguan penyakit-peyakit yang menyiksa akibat
pola makan yang salah.
Kenikmatan hidup baru tercapai jika setiap detik dari kehidupan anda menjadi bermakna, tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain disekeliling anda. Hidup anda akan senantiasa menyenangkan jika selalu dalam keadaan sehat, bugar dan berproduktivitas tinggi. Untuk itu, pla maan yang salah harus diubah secara berangsur sehingga tercipta suatu kondisi yang menunjukan tubuh anda telah mampu secara sempurna mengolah dan menyerap berbagai makanan dan minuman secara berimbang yang berujung pada perbaikan metabolisme tubuh.
Inti dari perbaikan pola makan adalah fungsi pencernaan. Pasalnya kemunculan sebagian besar penyakit degenarif (menurunnya fungsi jaringan tubuh) berawal dari tengganggunya fungsi pencernaan. Karena itu anggapanyang berkembang di masyarakat bahwa penyakit dapat diturunkan kepada turunan (anak dan cucu), tidaklah sepenuhnya benar. Yang bisa diturunkan adalah bentuk fisik seperti bentuk wajah dan rambut, sedangkan penyakit degeneratif hanya bisa terjadi akibat pola makan yang tidak sehat dalam keluarga. Sebagai contoh, orang tua yang terkena hipertensi, secara tidak langsung mewariskan pola makan yang sama kepada anaknya. Jika kelak sang anak juga terkena hipertensi, bukan penyakitnya yang diturunkan, tapi pola makannya.
Namun ilmu kedokteran dan sebagian obat atau suplemen yang berderar dipasaran sependapat bahwa gangguan pencernaan, lebih disebabkan oleh masalah pembusukan makanan dan pembentukan racun didalam pencernaan, bukan karena pola makan yang salah. terlalu sering juga kita mendengar pasien yang menderita penyakit wasir, maag kronis atau jantung koroner sekalipun timbul akibat dari menurunnya fungsi pencernaan atau infeksi bakter, bukan karena
pola makan yang salah.