Kubis (Brassica oleracea var.Capitatalinn) merupakan jenis sayuran yang disukai banyak orang. Tanaman ini sudah dikenal sejak zaman dulu, meskipun tidak jelas pada zaman itu orang mengetahuinya secara pasti atau hanya mengira-ngira. Eropa merupakan daerah terbesar pengembang kubis. Umumnya, kubis menghasilkan bongkol atau bungkul yang bundar, tirus (tajam), atau datar pada tahun pertama. Mengahsilkan batang dan biji pada tahun kedua. Batangnya pendek dan berakhir pada pucuk atau kuncup besar yang merupakanbagian yang dapat dimakan. Kuncup atau kepala ini dapat mencapai berat 1-25kg, tergantung pada tipe dan variasinya.
Daun-daun terluar biasanya berwarna hijau, sedangkan daun bagian dalamnya berwarna putih. Kandungan nutrisi kalsiumnya sangat banyak terdapat pada daun-daun yang berada diluar dibandingkan di dalam. Kubis yang banyak dinikmati kebanyakan yang berwarna hijau karena memiliki rasa yang ringan (renyah) dibandingkan sayur-sayuran lain.
Warna sayuran ini yang umum adalah hijau sangat pucat sehingga disebut forma alba ("putih"). Namun demikian terdapat pula kubis dengan warna hijau (forma viridis) dan ungu kemerahan (forma rubra). Dari bentuk kropnya dikenal ada dua macam kubis: kol bulat dan kol gepeng (bulat agak pipih). Perdagangan komoditi kubis di Indonesia membedakan dua bentuk ini.
Terdapat jenis agak khas dari kubis, yang dikenal sebagai Kelompok Sabauda, yang dalam perdagangan dikenal sebagai kubis Savoy. Kelompok ini juga dapat dimasukkan dalam Capitata.
Kubis mengandung 116 mg kalsium, 31 mg fosfor, 0,6 mg zat besi, 18 mg natrium, 214 mg kalium, 2,170 I.U vitamin A, sedikit vitamin B kompleks, dan 18 gram vitamin C. Selain itu, kubis juga terkandung mineral penting yang tinggi, yaitu sulfur. Sulfur biasanya tercium baunya saat kubis dimasak. Manfaat kubis untuk terapi antara lain menurunkan kolestrol, obat kanker, dan obat diabetes.